skip to main | skip to sidebar

9/17/2010

Contoh Kecil saat Alam Mengamuk


Air dan angin merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun, ketika keduanya mengamuk, maka musibahlah yang sedang menyapa kita. Di Bojonegoro, beberapa hari lalu alam memberi contoh kecil bagaimana jadinya saat ia mengamuk.

Hujan deras bercampur angin kencang memporak-porandakan sejumlah permukiman penduduk. Jerit tangispun bercampur menjadi satu dengan suara gemuruh kemarahan putting beliung yang sedang menyapa Ledok Kulon dan Desa Banjarrejo, Kecamatan Kota; Desa Sranak, Kecamatan Trucuk; dan Desa Tumbras, Kecamatan Kedungadem, Minggu (13/9/2010).

Dua rumah roboh di Keluarhan Ledok Kulon, bangungan SDN II Banjarejo, Bojonegoro rusak parah, dan puting beliung juga menerjang gedung SDN Tumbrasanom, di Kecamatan Kedungadem. “Ada enam ruang kelas di sekolahan ini ambruk setelah disapu angin. Paling parah adalah ruang kelas V,” kata Camat Kedungadem, Ali Mahmudi sesaat setelah kejadian.

Selain itu, puluhan rumah warga di empat desa tersebut juga kebanyakan mengalami rusak di bagian atapnya. Di Kelurahan Ledok Kulon ada empat rumah yang atapnya porak-poranda. Yakni rumah milik Kusno, Jalidin, Sukimin, dan Salim. Dan di Desa Sranak, sedikitnya ada 60 rumah warga yang juga rusak parah di bagian atapnya setelah terhempas angin.

Jika dibandingkan dengan bencana alam lain yang terjadi selama ini, kejadian ini bisa dibilang merupakan bencana kecil akibat kemarahan alam. Namun, paling tidak kita mendapat pelajaran penting bahwa apa yang setiap saat kita rasakan kenikmatanya itu sewaktu-waktu bisa berubah menjadi petaka. –emtovic-

0 komentar:

Posting Komentar