skip to main | skip to sidebar

9/12/2011

Sumur Peninggalan Sunan Bejagung (1)


  • Tempat Uji Kejujuran dan Mengikat Janji Setia Sepanjang Masa


Meski bukan termasuk salah satu dari Wali Songo, Sunan Bejagung juga tercatat sebagai wali yang ikut berkiprah dalam perjuangan Islam di tanah jawa. Makam dan sejumlah peninggalanya pun hingga kini menjadi salah satu pusat tujuan wisata religi di Kabupaten Tuban.

Satu dari sekian banyak makam wali di tanah Jawa yang menjadi tujuan utama para peziarah adalah makam Sunan Bejagang di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Berada di sebelah utara pusat kota berjarak sekitar dua kilometer, area makam tersebut tak pernah sepi dari peziarah.

Itu merupakan bukti bahwa karomah Sunan Bejagung tidak lagi diragukan. Paling tidak, warisannya berupa sumur di samping selatan makam yang hingga kini menjadi tempat menyucikan diri para peziarah ketika berkunjung ke sana. Kabarnya, tidak afdhol, ketika berkunjung ke makam wali bernama asli Muhdin Asyari tersebut kemudian pulang sebelum mengambil air dari sumur peninggalanya.

Selain untuk ngalap barokah dari sang wali, air sumur itu juga diyakini memiliki berbagai manfaat. Terutama untuk ritual mengikat janji sesama kekasih agar setia selama-lamanya dan ritual uji kejujuran dari seseorang yang dituding melakukan tindak pidana kriminal.

Saking terkenalnya kasiat dari sumur ini, jarang ada orang yang berani berjanji dengan meminum air sumur buatan Sunan yang lahir dengan nama Muhdin Asyari ini. Sebab, jika ingkar taruhannya adalah nyawa. Bahkan, sudah banyak kejadian orang meninggal dunia karena tak setia pada janji yang dilafal di puasara Sunan yang terkenal gemar menyalakan pelita di Masjidil Harom, Makah itu.

“Sudah banyak kejadian sampai meninggal gara-gara ingkar janji, tapi tetap saja banyak yang meminta disumpah di makam Mbah Sunan Bejagung sebagai upaya pembuktian bahwa yang bersangkutan benar,” kata Mbah Rawan, 67, penjaga kompleks makam Sunan Bejagung.

Dikisahkan lelaki berjenggot tipis itu, satu hari serombongan orang datang ke makam. Mereka menuduh salah satu diantaranya berselingkuh. Yang bersangkutan membatah hingga nekat berani disumpah di makam Sunan Bejagung. Apa yang terjadi, setelah sumpah diucapkan di bawah kitab suci di pusara sunan dan kemudian ditutup dengan meminum air sumur Bejagung, mereka lalu pulang. Dan sesampai di rumah, yang disumpah tadi perutnya membesar, tak lama kemudian meninggal.

Ada juga seseorang yang dituding mencuri oleh orang lain. Keduanya lantas sepakat bersumpah di makam Sunan Bejagung. Jika yang dituduh mencuri itu ternyata fitnah, yang bersangkutan tidak terkena efek dari sumpahnya. Namun yang menuduh akan diberi ganjaran kesusahan tak terperi, meski tak sampai meninggal, karena telah memfitnah.  “Saya dan teman-teman disini, selalu mengingatkan jangan nekat kalau sumpah di makam Mbah Sunan Bejagung. Beliau wali penuh karomah yang tidak boleh dibuat main-main,” kata Rawan.

Selain sumpah untuk menguji kejujuran, tak sedikit pasangan kekasih yang dimabuk asmara datang meminta dibantu, untuk berjanji saling setia. Untuk urusan yang satu ini, biasanya dilakukan pasangan yang salah satu diantaranya akan meninggalkan pasangannya bekerja di luar daerah.  ”Memang banyak permintaan macam-macam dari para peziarah. Di samping untuk pengobatan, air sumur Mbah Sunan Bejagung ini juga untuk pengobatan orang sakit,” sambung Rawan.

Imam Suroso, 39, salah satu peziarah di makam Sunan Bejagung mengatakan, air dari sumur Mbah Sunan bejagung juga bisa dipakai pagar gaib rumah atau kantor tempat kerja. Teknisnya, disiramkan ke lokasi kantor agar bisa memagari pengaruh jahat yang sengaja dibuat lawan. Namun demikian, sebelum dibawa pulang air tersebut harus diberi mantera dan doa-doa saat berziarah di makam Sunan Bejagung. Itu sebagai bukti meminta izin dari sang sunan.

Prosesinya juga sederhana, peziarah mengambil air di sumur. Kemudian air tersebut dibawa ke makam Sunan Bejagung. Jika untuk mengikat janji, yang bersangkutan disumpah di bawah kitab suci, persis di samping makam. Lalu diteruskan meminum air tersebut. Dan jika dibawa pulang, air langsung dibawa bersangkutan setelah berdoa dan dzikir di makam.*

0 komentar:

Posting Komentar