skip to main | skip to sidebar

9/08/2011

Sampah TPA Dipindah ke Kampung

Tuban – Tiga minggu belakangan, ribuan kubik sampah terlihat berserakan di beberapa lahan kosong di Dusun Dondong, Desa Gedungombo, Kecamatan Semanding, Tuban. Sampah-sampah itu berasal dari TPA (Tempat Pengolahan Akhir) sampah milik Pemkab Tuban di desa setempat yang sengaja dipindahkan ke kampung dengan dalih untuk digunakan pupuk kompos.

Pantaun di lokasi, Kamis (8/9) siang, ada tiga lahan kosong dengan luas ratusan meter yang digunakan untuk menumpuk sampah. Tak tanggung-tanggung, tumpukan sampah itu tingginya ada yang lebih dari satu meter. Dan diperkirakan, volumenya pun mencapai ribuan kubik sampah basah dan kering dengan berbagai jenis. Lokasi penumpukan sampah di lahan-lahan kosong diantara rumah-rumah penduduk ini berjarak hanya beberapa puluh meter dari TPA yang terletak di sebelah utara perkampungan.

Di salah satu lokasi, nampak seorang pekerja berusaha meratakan sampah di lahan kosong menggunakan alat berat. Sementara di rumah-rumah penduduk, terlihat sejumlah ibu-ibu dan beberapa anak bermain di halaman. Bau busuk dari tumpukan ribuan kubik sampah yang menyengat, ditambah banyaknya lalat berkeliaran memaksa mereka harus ekstra sabar untuk tetap bertahan di kampung yang sudah puluhan tahun ditinggalinya.

Susi Ernawati (23), ibu rumah tangga yang rumahnya berdampingan lansung dengan salah satu lokasi penumpukan sampah di Dusun Dondong mengaku sudah hampir tidak kuat dengan kondisi ini. Saban hari, ia dan keluarga harus menahan bau tidak sedap sampah yang ada di samping rumahnya. “Tapi mau bagaimana lagi, wong kita memang sehari-hari tinggal di sini,” kata ibu dua anak tersebut.

Diceritakannya, sampah-sampah itu mulai dikeluarkan dari TPA menggunakan truk dan ditumpuk di lahan dekat rumahnya sejak sekitar tiga minggu lalu. Dirinya dan keluargapun diberitahu oleh pihak RT baru setelah sampah tersebut menumpuk di dekat rumahnya. Dan sejak saat itu, ia bersama keluarga dan puluhan warga lain harus mencium bau tidak sedap sepanjang waktu. “Setelah ada banyak tumpukan sampah, kami baru diberi tahu. Katanya, sampah-sampah ini akan digunakan pupuk,” ujarnya.

Akibat bau tidak sedap, banyak warga yang sampai mual dan pusing. Bahkan, tak sedikit yang sampai muntah-muntah. Selain itu, sepanjang waktu juga banyak sekali lalat yang berkeliaran di kampung. Tentunya, kondisi tersebut sangat tidak nyaman dirasakan oleh siapapun.

Beberapa warga lain yang ditanya tentang kondisi ini juga membenarkan bahwa mereka diberitahu bahwa sampah-sampah itu ditumpuk di sana untuk digunakan pupuk. Namun, seperti apa kejelasan dari proses pemindahan sampah dari TPA ke permukiman penduduk tersebut, mereka mengaku sama sekali kurang paham.

Terpisah, Rustomo selaku Kasi Kebersihan dan Persampahan, Bidang Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab Tuban menyampakan bahwa sebagaimana ketentuan yang ada memang tidak diperbolehkan untuk memindahkan sampah dari TPA ke permukiman penduduk. Namun, terkait kondisi di Dusun Dondong, pihaknya juga berdalih bahwa sampah-sampah itu dipindah untuk dijadikan pupuk. “Pemindihan itu atas permintaan beberapa warga yang akan menggunakan pupuk. Namun, kita akan evaluasi lagi hal itu jika ada warga lain yang mengeluh,” jawabnya.

Menurutnya, ada sekitar 5 orang warga yang meminta sampah itu dipindah ke lahan mereka dengan alasan untuk dijadikan pupuk. Anehnya, meski tahu bahwa hal itu tidak diperbolehkan, Pemkab tetap memperbolehkan pemindahan sampah dari TPA ke permukiman penduduk.

Terkait keberadaan TPA sendiri, Rustomo menjelaskan bahwa TPA Tuban luasnya hanya sekitar 2 hektar. Dimana, kapasitas itu dianggap tidak mampu untuk menampung sampah yang saban hari masuk dengan volume sekitar 160 sampai 170 kubik. “Di daerah mana-mana, masalah sampah memang sulit untuk diatasi. Banyangkan saja, warga mana yang mau wilayahnya digunakan untuk tempat penampungan sampah?. Padahal, setiap hari ada sampah yang harus ditampung dan diolah dengan jumlah yang tidak sedikit,” kilahnya.emtovic

0 komentar:

Posting Komentar